Sejarah Masjid Jami' Adji Amir Hasanuddin Tenggarong, Jadi Pusat Dakwah Kota Raja Kutai Kartanegara
Tak terasa pada Minggu, (3/4/2022), kita sudah masuk pada bulan Ramadan dan menjalankan ibadah puasa di tabun 2022 ini.
TRIBUNKALTIMTRAVEL.COM, TENGGARONG - Tak terasa pada Minggu, (3/4/2022), kita sudah masuk pada bulan Ramadan dan menjalankan ibadah puasa di tabun 2022 ini.
Dimana, pada bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh dengan kegiatan-kegiatan ibadah, salah satunya kegiatan ibadah yang dilakukan di masjid.
Tapi tahukah kalian? di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur, terdapat satu masji tua yang bersejarah, bahkan sudah berumum ratusan tahun lamanya.
Baca juga: Suka Wisata Sejarah?, Museum Mulawarman di Tenggarong Kaltim Jadi Referensi, Tiket Masuk Rp 2 Ribuan
Masjid masjid tersebut, yakni Jami' Adji Amir Hasanudin Tenggarong yang berada tepat bersebelahan dengan kedaton kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Masjid jami tersebut dibangun sejak zaman kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-17 di bawah kepemimpinan Sultan Adji Mulammad Sulaiman pada sekitar tahun 1874 masehi atau sekarang sudah berusia sekitar 148 tahun.
"Tapi sempat dilakukan pemugaran sekitar tahun 1928," ujar Edy Sofyansyah selaku sekretaris Masjid Jami' Adji Amir Hasanudin Tenggarong, Sabtu (2/4/2022).

Diceritakan Edy, masjid jami Adji Amir Hasanoeddin yang berada di kota raja tersebut merupakan masjid tua dengan memiliki sejarah panjang dalam perkembangan syiar islam di tanah kutai.
Baca juga: Daftar Obyek Wisata Populer Tenggarong, Kental dengan Wisata Sejarah dan Budaya
Bahkan kata dia, mesjid tersebut sudah di tetapkan termasuk masjid yang bersejarah pada hasil dari keputusan seminar sejarah islam di kalimantan timur di bulan November 1981 di Samarinda, selain itu masjid ini juga ditetapkan menjadi cagar budaya oleh pemerintah.
"Masjid ini memang jadi situs sejarah, tapi baru masuk cagar budaya sekitar tiga tahunan lalu. Malah, masjid ini pernah menjadi jua 2 nasional kategori masjid tertua dan bersejarah di Indonesia," terangnya.
Baca juga: Menjelajahi Kota Para Raja di Kaltim, Ini Daftar Obyek Wisata Paling Populer di Tenggarong
Diketahui, bangunan masjid ini bentuknya menyerupai masjid yang ada di demak, dengan atapnya bertingkat tiga dan dengan puncak berbentuk limas segi lima serta hampir keseluruhan bahan masjid ini terbuat dari kayu ulin.
Dari pintu masuk, tingginya sekitar 2,5 meter sebanyak 19 buah, kemudiam empat buah tiang ulin utama yang berada di tengah bangunan dan 12 tiang ulin yang mengelilinginya dengan dasar keramik klasik berwarna khas.
"Sampai sekarang hampir 70 persen bangunan masih asli, hanya bagian atap dan pagar yang sudah di rubah," jelasnya.
Baca juga: Menyusuri Kota Para Raja di Kaltim, Ini Daftar Obyek Wisata Populer di Tenggarong
Edy menerangkan, sebelumnya di tanah kutai ada memliki masjid, namun karena adanya peperangan melawan Inggris membuat masjid yang berada di eks tanjung pinggir sungai mahakam tersebut hancur pada masa itu.
Selanjutnya, karena termakan usia dan beberapa mengalami kerusakan, bangunan masjid ini dilakukan rehab pada tahun 1928 hingga tahun 1930 oleh Adji Amir Hassanuddin yang bergelar Pangeran Sosronegoro bersama tuan guru sayid saggaf baraqbah.
"Tapi ulama pertama yang menyebarkan syiar Islam disini ada dua, yaitu Habib Hasyim Bin Musayyakh Bin Yahya atau bergelar Habib Tunggang Parangan (Si Janggut Merah) dan Datuk Ri Bandang yang bermana asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal yang berasal dari Minangkabau," paparnya.

Ia menambahkan, masjid jami tersebut memiliki luas area bangunan 50 x 50 meter dengan memiliki daya tampung untuk ruangan di dalam sekitar 1.000 jamaah, sementara jika meluas sampai di halaman bisaenampung sekitar 1.600 jamaah.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Kutai Kartanegara & Sekitarnya yang Tak Boleh Terlewatkan
"Biasanya terisi penuh saat bulan suci ramadhan, jamaah yang datang biasanya makin banyak. Namun hari biasa banyak juga jamaah yang datang dari luar kota untuk salat disini dan pengen tau sejarahnya. Jadi orang luar daerah kesini karena sejarah masjid ini," katanya.
Oleh karena iti, dirinya berharap, pemerintah baik Kabupaten Kukar maupun Provinsi Kaltom dapat memperhatikan kondisi fisik bangunan masjid, sehingga pemerintah dapat memperbaiki bagian-bagian masjid yang rusak, tanpa menghilangkan identitas asli bangunan masjid.
"Kita berharapnya sih diperbaiki bagian yang rusak, tapi jangan sampai dirubah aslinya," pungkasnya.
Baca juga: Lima Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi saat Berada di Kutai Kartanegara
Baca juga: 8 Kuliner Khas Kalimantan Timur yang Wajib Kamu Coba
Penulis : Aris Joni
Sumber: Tribun Kaltim
tribunkaltimtravel.tribunnews.com
tribunkaltimtravel.com
Tenggarong
Masjid Jami Adji Amir Hasanuddin Tenggarong
Masjid Jami Adji Amir Hasanuddin
Kutai Kartanegara
Jino Prayudi Kartono
Daya Tarik IKN Nusantara, 2,6 Juta Wisatawan Kunjungi Kalimantan Timur, Januari-November 2022 |
![]() |
---|
Awas Salah Lihat, Di Jepang Punya Makanan Penutup Mirip dengan Plester Dinding |
![]() |
---|
Berasa Uji Nyali, Seorang Driver Ojol Dapat Orderan ke Tempat yang Tak Diduga |
![]() |
---|
Ada Sejarah Dibalik Telur Paskah Warna-warni Serta 9 Fakta Unik Lainnya |
![]() |
---|
Tradisi Unik Ngangklang di Jawa Tengah, Membangunkan Warga untuk Sahur dengan Macam Alat Musik |
![]() |
---|
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!